*

*

Ads

Jumat, 18 Mei 2012

Pendekar Remaja Jilid 010

Dasar anak-anak, biarpun ia sedang marah kepada orang tuanya, akan tetapi tentu saja ia paling suka membanggakan kepandaian mereka, maka tanpa ragu-ragu lagi ia menjawab,

“Tentu saja Ayahku! Ke dua Ibu, dan ke tiga Kakek.”

“Kalau misalnya Ayahmu dapat menyusulmu, apa kau kira Ayahmu akan menang melawan penculik tadi?”

Tiba-tiba Lili tertawa geli dan suara ketawanya demikian nyaring sehingga Lo Sian kembali melongo. Anak ini benar-benar aneh, begitu tiba-tiba dapat tertawa lagi seriang itu. Ia tidak tahu bahwa anak ini memang sifatnya seperti ibunya, bahkan suara ketawanya juga merdu dan nyaring seperti suara ketawa ibunya.

“Tak usah Ayah sendiri maju, menghadapi Kakekku saja, dalam tiga jurus pasti ia akan dapat dirobohkan!”

Lo Sian tentu saja tidak mau mempercayai omongan anak itu yang dianggapnya membual belaka, akan tetapi menilik dari ilmu silat yang tadi dimainkan oleh Lili, ia percaya bahwa keluarga anak kecil ini tentu memiliki ilmu silat yang tinggi.

Maka, sambil mencari-cari orang tua dan tempat tinggal anak ini, untuk sementara ia hendak membawa anak ini bersama dia, membawanya merantau dan melatih silat, karena ia memang belum mempunyai murid dan anak ini tidak mengecewakan kalau menjadi muridnya.

“Baiklah, Lili, kau boleh ikut padaku, dan maukah kau belajar silat padaku dan menjadi muridku?”

Dengan muka girang Lili lalu menjatuhkan diri berlutut di depan Lo Sian dan berkata,
“Tentu saja suka, Suhu (Guru)!”

Demikianlah, mulai hari itu, Lili menjadi murid Lo Sian dan ikut Pengemis Sakti ini merantau. Biarpun beberapa kali Lo Sian membujuknya, akan tetapi ia tetap tidak mau memberitahukan nama orang tuanya atau tempat tinggalnya sehingga diam-diam Lo Sian melakukan perjalanan sambil mencari-cari, karena sesungguhnya ia ingin sekali mempertemukan anak ini dengan kedua orang tuanya kembali.

**** 010 ****





Tidak ada komentar:

Posting Komentar